Monday, 30 December 2013

Apa itu Bully





Apa itu bully? Bagaimana dampaknya terhadap seseorang yang menjadi korban bully? Apa saja macam-macam bully? Dan bagaimana cara mengatasinya? Karena bully sering terjadi di kalangan pelajar maka berikut ini saya jelaskan tindakan bully yang terjadi di sekolah
Bullying secara bahasa berasal dari kata bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya “ancaman” dari seseorang kepada orang lain. Atau bisa juga tindakan atau perbuatan secara fisik, lisan, dan mental kepada seseorang yang lebih lemah sehingga menyebabkan perasaan takut, depresi dan putus asa. Kemudian secara istilah bully adalah salah satu bentuk dari agresi dengan kekuatan dominan pada perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang yang memiliki tujuan untuk mengganggu korban yang lebih lemah darinya entah secara fisik, mental ataupun yang lain. Victorian Departement of Education and Early Childhood Development mendefinisikan bullying terjadi jika seseorang maupun sekelompok orang mengganggu ataupun mengancam seseorang yang lain baik secara fisik, verbal maupun mental, mengancam properti, reputasi maupun penerimaan sosial seseorang yang dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang.
Gangguan yang terjadi kepada korban bully adalah stres yang muncul dalam bentuk fisik maupun psikis atau keduanya seperti sakit fisik, susah makan ataupun depresi. Selain perasaan tersebut korban bully sebenarnya merasa marah dan kesal dengan kejadian yang ia alami, si korban merasa ingin menyelesaikan masalahnya tapi ia tak mampu. Karena bully seringkali terjadi di sekolah maka korban bully memiliki banyak masalah di sekolah pula; seperti malas belajar, malas pergi ke sekolah, jebloknya prestasi belajar dan yang lebih parah dapat menyebabkan drop out.
Sekarang kita melihat, ke pelaku pembullyan. Pelaku biasanya memiliki sifat pemberani dan percaya diri. Tetapi, dibalik kedua sifat dominannya terdapat rasa rendah diri dan kecemasan. Pelaku melakukan bully sebagai bentuk dari sistem pertahanan diri (defence mechanism) untuk menutupi rasa rendah diri dan kecemasannya itu. “Keberhasilan” pelaku dalam melakukan bully bisa menyebabkan tindakan yang lebih dramatis dan agresif.
Selain pelaku dan korban, yang harus kita perhatikan adalah saksi dari tindakan bully. Saksi ini mengalami tekanan yang menyebabkan anjloknya prestasinya di sekolah, di karenakan was-was atau takut akan menjadi korban selanjutnya.
Yang harus kita perhatikan juga bully ternyata memiliki pola. Seorang korban bully dapat menjadi pelaku bully karena dendam dan rasa kesal yang harus ia tumpahkan. Ketika seorang korban bully mendapati seorang yang lebih lemah darinya ia akan membully orang tersebut. Jadi sangat mungkin pelaku bully dulunya juga korban bully.
Selain itu bully terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.     Bully secara fisik, seperti memukul, menendang, memalak, mencubit, menghancurkan barang, dsb
2.     Bully secara psikologis atau mental, seperti mengucilkan, memusuhi, mengancam, menyebarkan gosip, dsb
3.     Bully secara verbal atau lisan, seperti mengata-ngatai, memanggil dengan julukan, meneriaki, dsb
Kemudian bully juga dapat terjadi dengan dua cara
1.     Secara langsung, biasanya dengan fisik, seperti memukul, menendang dsb. Juga dengan verbal seperti mengolok, meneriaki dsb
2.     Secara tidak langsung, biasanya dengan mengancam psikologis si korban, seperti mengucilkan, menyebarkan gosip, dsb
Tempat-tempat yang sering menjadi tindakan pembullyan adalah tempat yang sepi tanpa perhatian orang dewasa. Maka dari itu bully lebih sering terjadi di tempat bermain daripada di kelas.
Banyak cara mengatasi pembullyan yang terjadi di sekolah, antara lain:
·        Di buatnya peraturan anti-bully di sekolah
·        Manajemen kelas dengan menciptakan iklim kelas yang bersahabat
·        Menghilangkan permusuhan antar siswa
·        Meningkatkan pengawasan di tempat-tempat yang rawan terjadi tindakan pembullyan
·        Selalu mengidentifikasi tindakan bully sejak dini
·        Menyatukan kedua pihak (pelaku dan korban)
·        Tindakan yang tegas kepada perilaku bully
Dari diri kita sendiri juga seharusnya melakukan tindakan pencegahan dan dapat memecahkan masalah pembullyan, yaitu dengan cara berikut ini:
·        Tidak melakukan bully
·        Harus mau berteman dengan siapa saja meskipun dia memiliki kekurangan (seperti cacat dsb)
·        Jangan takut dan harus bersikap tegas kepada pelaku bully
·        Meningkatkan kepercayaan diri
Kemudian untuk mendukung artikel saya. Saya mewawancarai beberapa koresponden. Dari tiga koresponden kesemuanya masih belum mengerti apa sesungguhnya arti bully itu. Mereka menganggap bully hanya sebagai cara untuk mencari kesenangan dengan merendahkan orang lain secara verbal atau lisan. Karena belum mengerti arti sesungguhnya bully itu, salah seorang koresponden berujar bahwa bully bertujuan untuk mempererat ke akraban. Setelah saya jelaskan arti sesungguhnya dari bully itu, ternyata ada dua orang koresponden saya pernah melakukan perbuatan bully, koresponden yang pertama berujar bahwa ia membully seseorang yang pendiam dan tidak mau bersosialisasi agar seorang tersebut mau bersosialisasi dan tidak pendiam lagi. Lalu koresponden yang kedua berujar bahwa ia melakukan karena dendam kepada korban nya atas bully yang dulu korban lakukan terhadap dia, tindakan tersebut ia lakukan setelah ia mengetahui kelemahan korbannya itu. Koresponden saya yang terakhir mengaku pernah mendapatkan/menjadi korban bully secara tidak langsung, saat ia menimba ilmu di sekolah dasar ia merasa dikucilkan setelah mendapat rangking pertama di kelasnya. Jadi dari tiga koresponden saya  hanya terdapat satu orang yang tidak pernah melakukan bully. Dan dalam artian bully yang sesungguhnya (bukan dalam artian mereka) terdapat dua dari tiga koresponden saya yang pernah menjadi korban bully keduanya terjadi ketika mereka sekolah di Sekolah Dasar