Namanya Ngatemi,
nama lengkapnya Ngatemi, panggilannya Bu Ngatemi. Ia lahir di Jogja 46 tahun
lalu pada akhir tahun, 31 Desember. Bu Ngatemi adalah lulusan Sekolah Dasar
Kyai Mojo Pingit dan memilih untuk tidak melanjutkan studinya karena berbagai alasan,
seperti ekonomi keluarga yang tidak mencukupi dan alasan lain. Ia bertempat
tinggal di jalan Mangkubumi dekat stasiun Tugu.
Bu Ngatemi
memiliki tiga anak, dua laki-laki dan satu perempuan, tetapi anak perempuannya
meninggal di usia yang masih sangat belia. Anak laki-laki pertamanya sudah
menikah, bekerja di Universitas Janabadra dan bertempat tinggal di suatu
perumahan di Kotagede. Anak ketiganya masih menempuh pendidikan tingkat dasar
di sekolah yang sama dengan tempat ibunya, di SD Kyai Mojo Pingit. Suami Bu
Ngatemi bekerja di sebuah Toko Besi di jalan Magelang sebagai kurir atau
pengantar barang. Bu Ngatemi memiliki dua kakak dan satu orang adik, jadi ia
adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Kebanyakan saudaranya hanya bekerja
di daerah Jogja saja, hanya satu orang dari keluarganya yang bekerja di luar
kota, di Jepara. Di Jepara saudaranya bekerja sebagai montir di sebuah bengkel
dan bertempat tinggal di sebuah rumah yang berjarak hanya 500 meter dari bibir
pantai.
Bu Ngatemi
bekerja sebagai penjual di sebuah kantin di sekolah tempat dulu ia menempuh
studi tingkat dasar, SD Kyai Mojo Pingit. Jadi di SD itu pula ia menimba ilmu
sebagai siswi dan tempat ia bekerja sebagai penjual kantin. Sebagai penjual
kantin pula Bu Ngatemi mendapatkan cita-cita masa kecilnya. Ada suka duka juga
bekerja sebagai penjual kantin. Ada waktu ketika banyak anak SD itu tidak mau
membeli jajanan di kantin, lalu ada juga anak SD itu yang berkelahi di kantin (terpaksa
Bu Ngatemi yang harus melerai mereka). Yang paling seru adalah mendengar
celotehan anak SD itu ketika membeli jajanan di kantin. Sebagai penjual kantin
Bu Ngatemi memiliki penghasilan sekitar 150 ribu, tapi itu hanya hasil kotor saja,
jika diambil keuntungan bersihnya maka ia hanya mendapat sekitar 100 ribu rupiah
sehari. Dan ternyata penghasilan Bu Ngatemi di tambah penghasilan suaminya
belum mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari Bu Ngatemi.
Hobi Bu
Ngatemi di kala waktu senggangnya adalah membaca dan senam. Ia suka sekali
membaca novel, koran dan majalah. Ia senam dua kali seminggu, hari Jum’at dan
hari Ahad, hari Jum’at ia senam di Malioboro lalu untuk hari Ahad ia senam di
dekat rumahnya bersama para tetangganya.
Bu
Ngatemi memiliki motto hidup yang sederhana. Ia selalu mensyukuri apa yang telah
ia dapat dan selalu mensyukuri telah diberi hidup dan sehat.
No comments:
Post a Comment